Jumat, 21 November 2008

Foto : PLTN Wolf Creek, USA

Jika Pesawat Teroris Jatuh di PLTN

Kekhawatiran muncul diberbagai kalangan publik akan keselamatan PLTN terlebih setelah serangan teroris pada gedung WTC 11 September tahun 2001 yang lalu. Banyak pihak tidak dapat membayangkan jika pesawat yang dibajak tersebut jatuh pada salah satu PLTN yang dimiliki oleh USA yang kini berjumlah 104 reaktor yang telah menyumbang 20 % kebutuhan listrik negara paman sam ini.


Untuk mengatasi hal ini, baru baru ini Komisi Pengatur Energi Nuklir Amerika (NRC) mengajukan peraturan baru terkait dengan keselamatan PLTN terhadap serangan teroris melalui pesawat. Beberapa kalangan melihat dikeluarkannya peraturan tersebut malah akan memberikan presenden buruk bagi penerimaan masyarakat terhadap industri nuklir kedepan.


Seperti yang dikatakan oleh George Vanderheyden, presiden dan CEO Unistar Baltimore. Dia mengatakan bahwa dengan dikeluarkannya aturan tersebut akan membawa dampak negative terhadap penerimaan publik terhadap PLTN. Dia menambahkan bahwa penerimaan publik terhadap keselamatan PLTN adalah kunci utama dalam membangun industri nuklir kedepan dimana sebenarnya secara de facto telah ada moratorium untuk pembangunan PLTN baru setelah kecelakaan di Three Mile Island (TMI) pada tahun 1979

Unistar berencana untuk membangun sebuah reaktor baru di Calvert Cliffs, Maryland yang merupakan satu dari 32 unit PLTN yang direncanakan. Namun desain PLTN tersebut belum mendapat izin dari NRC karena perlu pengujian lebih lanjut terhadap kemungkinan serangan teroris terhadap reaktor PLTN tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Westinghouse Electric Co. dan GE-Hitachi Nuclear Energy. Kedua perusahaan tersebut meskipun telah mendapatkan lisensi dari NRC tetapi belum memenuhi aturan baru tersebut. Namun mereka mengatakan akan melakukan pengujian resiko jika terjadi penyerangan teroris terhadap instalasi PLTN.

Sebagai usaha melindungi isu serangan udara ini, kini dibutuhkan struktur containment yang sangat extra dengan investasi lebih dari USD 100 juta per reaktor, seperti dikatakan Adrian Heymer, direktur Nuclear Energy Institute yang berpusat di Washington.

Namun, NRC cukup yakin bahwa jika skenario terburuk terjadi, pesawat teroris jatuh ke PLTN, maka kemungkinan zat radioaktif keluar ke lingkungan sangat kecil sekali. Hmm.. semoga saja.

Sumber : Bloomberg
Foto : NRC

Tidak ada komentar: